Minoritas Muslim dalam Bersosialisasi Menjadi Duta Menebarkan Kebaikan bagi Dunia.

Ketika seorang muslim tinggal di negara lain dengan minoritas muslim tentunya butuh adaptasi dalam bersosialisasi. Sebagai sebuah kelompok minoritas di negara asing, seorang muslim harus dapat menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan.

Salah satu perlakuan yang sering dihadapi minoritas muslim misalnya diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan. Diantaranya dalam hal pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan juga layanan publik. Mereka mungkin mengalami perlakuan tidak adil atau pembatasan dalam kebebasan beragama.

Dalam kehidupan sosial, minoritas muslim juga kadang mendapat perlakuan yang kurang mengenakkan. Semua itu muncul karena adanya stigmatisasi dan stereotipe negatif yang tidak akurat. Adanya informasi yang kurang tepat, ataupun persepsi kelompok yang sempit. Sehingga kadang menjadikan keberadaan muslim minoritas  merasa tidak nyaman.

Meski tidak semua negara minoritas muslim, masyarakatnya bersikap begitu. Masih banyak masyarakat mayoritas, yang bersikap baik dan bersahabat dengan minoritas muslim. Mungkin sikap dan karakter mulai dari kita dulu yang harus ditunjukkan.

Sedikit pengalaman menarik dari Jerman yang mungkin bermanfaat. Mungkin ada keluarga atau kerabat yang ingin merantau di negara lain atau daerah lain dengan minoritas muslim. Beberapa pengalaman ini mungkin bisa dicoba.

Tebarkan senyum, sapa dan salam pastilah bisa dilakukan di belahan bumi manapun. Pengalaman ini terjadi pada anak saya yang di Jerman. Mungkin karena pendatang baru, warga sekitar mungkin sedikit kaget. Ada pendatang baru dengan tampilan yang beda dengan lainnya, berhijab.

Mulanya terasa kaku dan canggung. Tapi dia ikutin pesan saya. Setiap bertemu, mulai menyapa mengucapkan salam, meski sekedar Guten  Morgen dan tanya kabar sambil senyum ramah atau lambaian tangan.

Ketika bertemu di pagi atau sore hari saat mau beraktivitas sapalah masyarakat sekitar. Senyum ikhlas dan ramahnya orang Indonesia itu sudah jadi ciri khas. Ternyata mereka suka dengan keramahan orang timur.  Dan warga sana jadi ikutan humble dan ramah saat ketemu.

Kita sebagai warga pendatang haruslah sopan, bersahaja dan komunikatif. Sebenarnya tidak harus saat di negeri asing saja. Sebagai warga baru dimanapun itu, kita harusnya komunikatif dan terbuka. Sehingga kita akan cepat akrab dan nyaman bersosialisasi. Akan punya banyak teman, banyak tetangga dan kenalan baru di tempat baru kita.

Berbaur dan bersosialisasi dengan masyarakat asli tempat baru kita, itu penting. Terlebih sebagai minoritas muslim di negeri asing. Haruslah ada dalam hati, bahwa ini rumahku, tempat hidupku, ada harus bisa jadi bagian dari mereka.

Menjadi bagian dari mereka bukan berarti apa yang mereka lakukan kita ikutan. Karena bersosial atau hidup bermasyarakat itu perlu, namun apa yang menjadi prinsip, harus tetap kita pertahankan. Terlebih masalah keyakinan dan keimanan.

Kita bisa bersatu dalam kerukunan dan bermasyarakat dengan warga sekitar. Saling membantu dan menebarkan kebaikan. Tunjukkan pada dunia bahwa muslim itu indah. Muslim itu menyenangkan dan penuh kebaikan.

Ketika kita bisa mulai dengan menyebarkan kebaikan kepada sesama, pasti kebaikan-kebaikan lainpun akan kembali mengikuti kita. Bukankah memang Islam hadir memberi rahmat bagi seluruh alam. Rahmatan lil 'alaamin.

Nach, di sini saya selalu pesankan pada anak-anak saya. Di mananpun kalian berada, kalian harus bisa menjadi duta. Duta sebagai muslim yang baik, muslim yang harmonis, muslim yang indah. Sehingga masyarakat luar kagum dan mengakui bahwa begitulah muslim.

Bila segala kebaikan, keramahan, keindahan dan harmoni sudah kita lakukan, tugas terakhir yaitu do'a. Pasrahkan hidupmu pada sang pemilik takdir. Biarkan Allah yang menjagamu dalam penjagaan terbaikNya. Tugas kita menebarkan kebaikan, biarkan semesta dan Allah yang menumbuhkan dan menjaga. Semoga meski sebagai minoritas muslim, banyak berkah dan damai yang mengiringi perjalanan hidup kalian.  Terus bersyukur dan nikmati takdirNya dengan bahagia.

Comments

Popular Posts